
Jakarta, suarapika.id – Presiden Joko Widodo melantik tiga duta besar luar biasa dan berkuasa penuh (dubes LBBP) untuk negara sahabat pada Rabu, 12 Januari 2022, di Istana Negara, Jakarta. Pelantikan duta besar kali ini menjadi peristiwa penting bagi masyarakat Papua. Pasalnya, kali ini, Presiden Jokowi melantik seorang perempuan asal Papua, yakni Fientje Maritje Suebu, sebagai sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia (LBBP RI) untuk Selandia Baru merangkap Samoa, Kerajaan Tonga, Kepulauan Cook, dan Niue, yang berkedudukan di Wellington Selandia Baru. Ia menggantikan dubes sebelumnya Tantowi Yahya.
Kerajaan Tonga adalah sebuah negara kepulauan di Lautan Pasifik bagian selatan, sekitar sepertiga perjalanan dari Selandia Baru ke Hawai. Tonga terletak di sebelah selatan Samoa dan timur Fiji. Negara ini terdiri dari 176 pulau, 36 di selangnya berpenghuni. Pulau terbesarnya ialah Tongatapu. Sedangkan Kepulauan Cook adalah sebuah pemerintahan- dalam asosiasi bebas dengan Selandia Baru.
Kelima belas pulau di selatan Samudra Pasifik itu memiliki luas wilayah 220 km². Ibu kotanya adalah Avarua yang terletak di Rarotonga. Adapun Niue adalah sebuah negara kepulauan di Samudra Pasifik Selatan Niue berasosiasi secara bebas dengan Selandia Baru. Ini berarti pemimpin Selandia Baru juga berstatus sebagai kepala negara Niue, dan kebanyakan hubungan diplomatik Niue diatur oleh sang negara induk. Niue terletak 2.400 km sebelah timur laut Selandia Baru.
Fientje Suebu adalah seorang wanita kelahiran Sentani. Sebelumnya, ia sempat menempuh pendidikan di Sekolah Dinas Luar Negeri. Setelah lulus, ia pun mendedikasikan dirinya di Kementerian Luar Negeri selama 31 tahun.
Sebelum menjadi Dubes Selandia Baru, Fientje juga pernah menjabat sebagai Wakil Kepala Perwakilan di Kedutaan Besar RI (KBRI) India. Dia menduduki jabatan tersebut sejak Februari 2018. Kemudian pada Juli 2021, DPR menyatakan Fientje lolos uji kelayakan dan kepatutan sebagai duta besar.
Fientje adalah perempuan Papua pertama yang berhasil dilantik sebagai seorang duta besar. Dengan ini, Fientje memiliki keinginan besar untuk menunjukkan bahwa warga Papua juga bisa berdaya. Ia juga meyakini, perempuan Papua bisa menjadi agen perubahan di bidangnya masing-masing.
“Bangga dipercayakan dengan posisi ini dan ini merupakan kehormatan bagi saya dan keluarga untuk bisa melayani bangsa,” kata Fientje kepada media. [Tambahasil]