
Ambon, suarapika.id – Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB RI, Dr. Raditya Jati, kepada wartawan, di Aula lantai 2 Hotel Amaris kota Ambon, Kamis 14/10/2021, saat mengikuti Seminar Internasional Literasi Bencana Tahun 2021, mengatakan bahwa sebagai negara kepulauan banyak yang belum disadari, apalagi daerah kita termasuk kepulauan yang berbeda dalam hal penanganan kebencanaan dengan negara dataran.
” Pertama kita terdiri dari pulau kecil dan pulau besar. dan sebagai daerah potensi kebencanaan baik gempa bumi tsunami tanah longsor gunung meletus dan lainnya. Dengan bedanya sejarah gempa dan data kita akan memahami, sejarah kebencanaan jaman dulu. meski bukan di jaman digital tetapi dokumen arsipnya dalam bentuk naskah yang diperlukan seorang ahli pada bidangnya untuk menjelaskan,” ujarnya..
Hal itu disampaikannya dalam seminar yang baru pertama kali dilakukan di Kota Ambon dalam rangka pengurangan resiko bencana yang bertepatan dengan hari pengurangan bencana sedunia.
Seminar yang melibatkan para peneliti para ahli ini bercerita mengenai bencana di masa lalu. Ada dua cara naskah dan cerita rakyat secara turun temurun. Dengan begini suara bangsa akan lebih maju dan lebih siap menghadapi bencana .
” Semoga dengan seminar ini akan menjadi suatu agenda yang rutin, sehingga bisa dituangkan dalam bentuk arsip Nasional. Suatu kejadian gempa atau gunung meletus dapat dikatakan bencana jika ada kerusakan. Namum jika tidak ada, berarti itu fenomena alam,” ujarnya.
” Peran media jua sangat diharapkan sebut Deputi, untuk memberikan edukasi yang baik kepada masyarakat, agar masyarakat lebih memahami bagaimana langkah yang dilakukan ketika terjadi bencana, agar mereka lebih faham tentang potensi bencana. Media harus berperan untuk menyadarkan secara kolektif. Apalagi untuk Maluku yang merupakan daerah kepulauan bagaimana cara evakuasinya saat bencana seperti apa. Ini sekedar contoh saja,” katanya. [StrategiNews]