
Jakarta, suarapika.id – Bidan Dwi Yuniarti meraih penghargaan sebagai Perempuan Inisiator Indonesia ‘Perempuan Berdaya, Indonesia Maju’ dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indonesia.
Penghargaan ini diraih melalui inovasi program Kencana sebagai upaya mendorong penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) pasca persalinan atau masa nifas dan neonatus.
Diterangkannya, program Kencana diartikannya sebagai Emas menggambarkan berharganya kesehatan ibu dan bayi.
Sebagian besar perhatian ibu tertuju pada masa kehamilan dan persalinan, sementara keadaan yang sebenarnya justru menimbulkan banyak masalah dan komplikasi yang terjadi pada saat setelah persalinan. Resiko kesakitan dan kematian ibu serta bayi pun akhirnya lebih sering terjadi pada masa pasca persalinan dan neonatus ini.
“Banyak ibu, suami dan keluarga yang menganggap sepele semasa nifas dan neonatus ini. Padahal, dimasa ini lah ibu dan bayi kerap memasuki masa kritis sehingga memerlukan perhatikan lebih,” kata Dwi saat dikonfirmasi, Selasa (23/12) malam.
Bidan yang berdinas di Ruang Bersalin Puskesmas Kecamatan Penjaringan ini mengungkapkan, komplikasi pada ibu yang kerap terjadi pada masa nifas dan neonatus ini seperti demam, muntah, nyeri berkemih, perubahan payudara, perubahan ekstermitas, dan perubahan psikologi.
Sedangkan pada bayi yaitu hemangioma, ikterus neonatorum, muntah, oral trush, diaper rush, seorhea, furunkel, miliriasis, diare, hingga infeksi. “Resiko kematian bisa terjadi apabila disertai penyakit penyerta lainnya seperti darah tinggi sehingga ibu tidak tertolong apabila tidak pernah mengontrol kesehatannya pada masa nifas dan neonatus ini,” ungkapnya.
Program Kencana melahirkan suatu konsep dalam upaya optimalisasi kesehatan ibu nifas dan neonatus dengan memberikan pelayanan yang berkolaborasi dengan lintas program dan lintas sektor dengan memberdayakan sumber daya, sehingga menghasilkan pelayanan kesehatan yang berkualitas melalui lima program unggulan di antaranya Kader Kencana, Stiker Kencana, Hotline Service, Kipas Rencana Kunjungan, dan Bimtek Kencana Terpadu.
Kader Kencana menjadi kelompok pendamping ibu yang selalu berpartisipasi dalam setiap kegiatan pemantauan kesehatan ibu nifas dan neonatus. Penjelasan materi kader mulai dari cara menyusui, gizi pada ibu hamil dan menyusui, gizi pada bayi, dan Air Susu Ibu (ASI) ekslusif.
Penempelan Stiker Kencana merupakan upaya pengingat bagi keluarga terhadap kategori resiko ibu dan bayi. Terdapat tiga warna kategori yakni merah untuk resiko tinggi, kuning untuk faktor resiko, dan hijau untuk normal.
Hotline Service ini merupakan media informasi grup Whatsapp dan telepon bagi ibu nifas, keluarga, dan kader serta tenaga medis dalam
menyampaikan informasi yang tepat mengenai Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), serta sebagai pengingat jadwal kunjungan ibu dan bayi.
Kipas Rencana berisi jadwal kunjungan kontrol ibu dan bayi serta imunisasi yang memudahkan tenaga kesehatan dalam memberikan edukasi sehingga memudahkan pasien untuk mengetahui jadwal kunjungan ibu dan bayi. Adanya media informasi kreatif ini membuat
pesan mudah diingat oleh pasien.
Bimbingan teknis terpadu rutin satu hingga tiga bulan bagi kader, bidan, tim Ketuk Pintu Layani Dengan Hati (KPLDH), Tim Penggerak Kesejahteraan Keluarga (TP PKK), Dada Wisma, dan petugas kesehatan lainya dalam melakukan mapping ibu nifas yang memiliki faktor resiko dan resiko tinggi sejak masa kehamilan melalui aplikasi yang terintegrasi program Puskesmas. “Jadi dalam program ini mau dari mana pun dan dimana pun domisili ibu dan bayi pasca persalinan bisa terpantau dengan baik karena saling berkomunikasi antar puskesmas,” terangnya.
Dia berpesan dengan adanya program Kencana ini masyarakat lebih menyadari dan mandiri terhadap pentingnya kesehatan ibu dan bayi pasca persalinan. Dengan adanya kesadaran dan kemandirian ini, seorang ibu pasca melahirkan lebih rendah resiko kematian dan menghasilkan anak yang berkualitas.
“Ibu dan bayi ini sangat lah berharga. Dengan kemandirian seorang ibu ditambah kepedulian keluarga tentunya semakin berpeluang untuk menjadikan anak berkualitas di masa mendatang,” tutupnya. [Johan Sopaheluwakan]